Nama Proyek | : | Budidaya Tanaman Herbal (Empon-Empon) |
Sektor | : | Pertanian |
Lokasi | : | Desa Pilangsari, Kecamatan Gesi |
Kecamatan | : | Kec. Gesi |
Kelurahan | : | Pilangsari |
FASILITAS
URAIAN PROYEK
Empon-empon
merupakan komoditas yang tidak lekang oleh waktu ini mengingat empon–empon
sebagai bahan obat-obatan, produk olahan jamu yang digunakan untuk merawat
kecantikan serta manfaatnya untuk menjaga kebugaran tubuh, menjadikan kebutuhan
empon-empon di dalam maupun di luar negeri masih tetap tinggi. Hal ini tentu
saja dapat menjadi ladang bisnis yang menggiurkan.
Petani Sragen mulai
menyadari prospek budidaya empon-empon yang sangat tinggi ini dengan menanam
jahe, laos, kunyit, temulawak, dll. Pada tahun 2019 mencapai produksi jahe
45.954 kg, laos 15.719 kg, kencur 13.315 kg dan kunyit 10.313 kg. Petani
biasanyanya membudidayakan tanaman empon – empon secara turun temurun dengan
penanaman di sela-sela tanaman hutan tahunan seperti jati, mahoni, dll.
Selain di Gesi, sentra pengembangan tanaman herbal (empon-empon) di wilayah Utara Bengawan Solo terdapat
di Kecamatan Tanon, Sukodono, Miri, Tangen dan Kalijambe.
KONDISI EKSISTING
Pengrajin jamu tradisional tersebar di 6 kecamatan secara turun temurun. Tanaman obat-obatan (empon-empon) yang terkenal mudah untuk di budidayakan sangat cocok dengan kondisi tanah di Kabupaten Sragen terutama di wilayah utara Bengawan Solo karena tidak memerlukan perlakuan khusus.
Lahan sudah disediakan di Desa Pilangsari Kecamatan Gesi seluas + 6 hektar dan bisa bertambah sesuai kebutuhan investasi yang tersebar di 6 kecamatan yang memiliki kondisi/struktur tanah yang hampir sama.PELUANG INVESTASI
Pengembangan budidaya tanaman herbal
(empon-empon) masih terbuka lebar dengan prospek yang sangat bagus sbb:
- Kebutuhan bahan baku untuk industri jamu tradisional di tanah air cukup tinggi, sehingga perlu adanya sentra pengembangan tanaman obat-obat ini guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri jamu maupun diolah secara mandiri oleh masyarakat.
- Pembangunan dan pengembangan tanaman obat-obatan ini bisa dikolaborasikan dengan sektor pariwisata dengan membuat Kampung Herbal, dimana wisatawan bisa melihat langsung budidaya tanaman obat-obatan, turut langsung mengikuti proses produksi dan membawanya sebagai oleh-oleh.